Kamis, 29 Agustus 2013

Suku Daya

Suku Daya, adalah suatu komunitas masyarakat yang menetap di pinggir aliran sungai Ogan dekat dengan kota Simpang dan Pulauberingin dan sekitar kota Martapura. Terkonsentrasi di kabupaten Ogan Komering Ulu, meliputi kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Simpang dan Muaradua. Populasi suku Daya ini diperkirakan telah mencapai lebih dari 50.000 orang, yang tersebar di beberapa tempat di provinsi Sumatra Selatan hingga ke wilayah provinsi Lampung.
Masyarakat suku Daya berbicara dalam bahasa Daya, yang mana bahasa ini termasuk dalam dialek bahasa Melayu, yang sering disebut juga sebagai dialek Daya. Tidak diketahui apakah orang Daya ini memiliki bahasa sendiri selain bahasa Melayu yang digunakan sekarang ini. Mengingat bahwa suku Daya ini adalah penduduk asli wilayah ini, dan tergolong ke dalam proto malayan, mereka telah ada sebelum kehadiran orang-orang Melayu di wilayah ini.
Istilah nama Daya sendiri tidak diketahui berasal dari mana, kemungkinan berasal dari salah satu marga suku Komering, seperti marga Daya. Apabila dilihat dari adat-istiadat dan budaya suku Daya ini sepertinya masih berkerabat dengan suku Komering, yang juga tinggal di wilayah ini. Istilah Daya ini mirip dengan nama suku Dayak di Kalimantan, tetapi apakah ada hubungannya ? kemungkinan ini hanya kebetulan kesamaan nama saja. Tentang ada atau tidaknya hubungan dengan suku Dayak di Kalimantan tentunya perlu pembahasan lebih lanjut.
Sebagian besar orang Daya adalah pemeluk agama Islam, yang telah sejak lama berkembang di wilayah ini, dibawa oleh pendatang melayu yang juga bermukim di wilayah ini. Pada masa dahulu orang Daya mengamalkan kepercayaan animisme dan dinamisme, yang bertahan lama sampai masuknya agama Islam ke wilayah ini. Saat ini walaupun sebagian besar orang Daya telah memeluk agama Islam, tetapi beberapa dari mereka masih mengamalkan kepercayaan lama mereka berupa kegiatan mistis dan mengandung unsur animisme dan dinamisme.
Mayoritas penduduk suku Daya bermata pencaharian sebagai petani, terutama pada tanaman keras seperti pohon karet dan kopi. Selain itu beberapa dari mereka bekerja sebagai buruh pabrik, buruh pelabuhan, pekerja bangunan.
sumber:
  • melalatoa, j. 1995. ensiklopedi sukubangsa di indonesia. jilid a-k. jakarta: departemen pendidikan dan kebudayaan
  • sabda.org
  • uun-halimah.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar