Sabtu, 31 Juli 2010

Teknik bermain biola

Anda yang Kursus Musik atau Les Musik khususnya Biola, memang sering mengalami kendala dalam memproduksi suara yang benar dan Bulat (Music Course).

Sebenarnya Suara yang bulat itu yang seperti apa..??

Biola bisa mengeluarkan suara yang bulat apabila teknik kita secara keseluruhan sudah mendekati benar. Menurut saya belum ada orang yang bisa mencapai Benar... Nahhh untuk melatihnya, seperti apa PR yang harus di latihhh..???Silahkan lihat di Musik Course atau Kursus Music.

Untuk tangan kanan, kita harus melatih dengan Nada panjang. Dan ini adalah hal yang paling membosankan bagi pemain biola. Bayangkan saja kita menggesek satu persatu senar selama 15 menit setiap senarnya. Yahhhh inilah yang dilakukan oleh orang Eropa untuk mendapatkan produksi suara yang baik dari biolanya(Les Music).

Tapi anda tak usah khawatir bosan dengan nada panjang yang dilakukan rutin setiap hari. Karena bila anda telah mendapatkannya (menemukan yang diinginkan), Anda akan senang dan enjoy dalam melakukannya. Dan anda akan menemukannya secara tidak sengaja (Music Course).

Langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan Nada panjang ini adalah,, Berdiri dengan tegap, posisi sempurna, Berdiri didepan kaca cermin(kalau tidak ada kaca cermin yang panjang, berdirilah di depan kaca jendela yang sedikit memantul (Tempat Kursus). Nah di sana tugas anda adalah, Pasang biola anda pada posisi yang benar dan enak di tubuh anda. Kemudian anda lihat ke kaca, apakah posisi yang anda lakukan enak untuk di pandang ( anggap anda adalah penonton anda sendiri dan akan merasa tidak nyaman bila seorang solois biola salah dalam memegang biolanya ). Langkah berikutnya adalah gesek biola anda 1 senar dulu, Yaitu senar A ( no 2 ). Gesek panjang mulai dari turun selama 4 Ketukan dengan metronome tempo 90. dan terus naik, turun. ( ingat Harus Full Bow dari paling atas hingga paling bawah )

Sampai anda enjoy untuk melakukannya. Jangan tegang. Bila anda tegang anda akan merasakan pegal yang amat sangat. Setelah anda merasa enjoy Kemudian dilanjutkan juga di senar berikutnya D, E dan G. Ini buat anda yang ingin serius dalam belajar Musik Klasik. Bagi anda yang tidak terlalu suka musik klasik/hanya ingin asal bisa bermain biola mungkin anda akan merasa sangat bosan dan ingin berhenti melakukannya. Baiklah Jika anda bosan ringankanlah waktu untuk menggeseknya jadi lebih singkat. Yaitu 10 Menit atau kurangi lagi hingga 5 menit/senarnnya. Lakukan setiap hari. Buktikan hasilnya dalam waktu 4-7hari. Ini Luar biasa (Lihat “Kursus Musik” dan Tempat Kursus Musik).

untuk menggesek biola,,, anda harus siap dan percaya diri.

angkatlah tangan kanan anda,, dengan memegan bow siap untuk menggesek senar. kemudian ayunkan tangan anda ke arah bawah dan gesek senar dengan halus dari pangkal hingga ujung.. Bayangkan sebuah pesawat yang telah mendarat di landasan. Jangan jatuhkan bow anda ke senar dengan kasar atau seperti pesawat yang jatuh.. dan lakukan bbeberapa kali hingga anda merasa nyaman dan terbiasa.

Untuk tekanannya,, saat bow pada posisi pangkal usahakan kurangi tekanan. Kemudian gesek berlahan-lahan dengan semakin ke ujung semakin ditekan. Setelah dari ujung kembali kepangkal dalam keadaan masih ditekan dan semakin ke pangkal semakin kurangi tekanan. Ulangi terus hingga anda merasa lebih nyaman dan terbiasa. Usahakan suara selalu setabil. Terus cari agar bisa setabil gesekannya.

Lakukan selama 4-7 hari maka anda akan merasakan perkembangan anda.. Bila anda melakukan dengan benar. Saya sarankan untuk mengikuti Les Musik atau mencari Tempat Kursus Musik di daerah anda.

Okey.... Mungkin untuk lebih jelasnya lihat Tempat Kursus atau Tempat Les Musik.

Sumber: pangeranku.multiply.com

Jumat, 30 Juli 2010

Adat Pernikahan Sungsang



     
1.      Berterangan
Saat upacra pernikahan pertama-tama pihak laki-laki melakukan mabat lorong (meminag) yaitu pihak laki-laki datang kepada pihak perempuan untuk meminta izin kepada pihak perempuan agar di perbolehkan melamar si gadis.
Setelah di setujui, barulah lamaran di lakukan dengan cara pihak laki-laki datang meminang si gadis dengan membawa sembako yang di masukkan ke dalam sangkek sebanyak tujuh buah.

2.      Akad nikah
Akad nikah adalah hari di mana di laksanakan nya akad nikah atau meresmikan  sepasang pengantin baru yang  akan mengadakan  resepsi.

3.      Hari majang
Hari  majang yaitu hari memotong kambing untuk konsumsi para tetangga dan kerabat yang membantu dalam  terlaksananya  acara berterangan atau lamaran tadi
Keesokan harinya barulah di lakukan pemotongan kerbau yang akan di masak dan di sajkan untuk para undangan saat acara mungga pengantin.
Bersamaan dengan itu ada lagi ritual pengantin belanje (penyerahan uang lamaran)

4.      Malam dana (malam pengumpulan dana)
 Setelah memotong kerbau malam harinya di adakan acara ngarak pacar, yaitu acara berdana yang bertujuan untuk mengumpulkan dana yang akan di gunakan untuk menambah keperluan reseepsi pernikahan ke dua mempelai.

5.      Munggah pengantin
Hari mungga pengantin adalah hari pesiapan menjelang malam resepsi atau malam pesta.

6.      Malam pesta/resepsi
Malam pesta atau resepsi ini adalah di mana pada malam itu para muda mudi di desa sungsang datang untuk menghadiri resepsi pernikahan ke dua mempelai, dan bagi para gadis yang kondangan atau membantu memasak pada hari mungga.
           
7.      Pepngantin nyembah
Setelah resepsi atau malam pesta,pada siang harinya kedua mempelai di arak menuju rumah pengantin laki-laki,

8.      Riritan
Sesampainya ke dua mempelai kerumah pengantin laki-laki soreh harinya kedua pengantin di arak lagi untuk kembali ke rumah kediaman pengantin perempuan dengan diiringi oleh riritan yang berisi perabotan rumah tangga dan sembako, riritan di bawa dengan nampan dan di bawa oleh muda mudi dari sebelah besan atau pengantin laki-laki dengan cara  mengankat nampan satu persatu memanjang seperti ular,sehingga di sebutlah riritan.

9.      Layon/simburan (siram-siraman)
Sesampainya kedua mempelai ke rumah pengantin perempuan para muda mudi sebelah besan yang membawa riritan di beri santapan makanan.

           setelah selesai menyantap makanan para besan yang membawa riritan pulang. Pada saat itulah keluarga mempelai peremmpuan menyiram keluarga besan yang membawa riritan dengan air,acara ini di namakan layon/simburan.
Setelah acara layon/simburan kedua pengantin di mandikan oleh kedua orang kedua belah pihak yang bermaksud bahwa kedua belah pihak orang tua memandikan anaknya untuk yang terakhirkalinya dan juga sebagai symbol bahwa orang tua ke dua pengantin telah siap melepas ke dua pengantin untuk menjalani hidup berumah tangga sendiri.

10.  Patut (mandi wajib atau mensucikan diri)
Satu minggu setelah acara layon atau simbur-simburan di adakan lagi acara patut atau mandi wajib oleh kedua pengantin dengan tujuan untuk mensucikan diri.
kepada pihak perempuan sebagai symbol bahwa orang tua pihak laki-laki  telah melepas pengantin laki-laki beserta penghasilannya untuk menghidupi pengantin wanita.
Begitupun dengan pihak perempuan juga menyediakan ayam betina untuk disembelih lalu dimasak (dipanggang).beserta nasi kunyit satu piring dan nasi uduk satu piring dan pihak laki-laki harus menyiapkan seperti pihak perempuan.setelah melakukan acara patutan kedua mempelai melakukan mandi keramas (mensucikan diri).
Setelah kedua mempelai mandi keramas,kedua mempelai diwajib kan mengganti pakaian dan kedua mempelai di aesi (dirias). Untuk mempelai wanita di aesi dengan memakai gandik sedangkan mempelai pria di aesi dengan memakai kopiah dan sarung.

11.  Suap-suapan
Setelah acara patut dan kedua mempelai tekah selesai di aesi,kedua mempelai melakukan suap-suapan diatas lamat (kasur kecil).sebelum dilakukannya suap-suapan kedua mempelai diharuskan membaca doa terlebih dahulu.

Setelah kira-kira dua malam kemudian pihak laki-laki menjemput mempeli wanita di kediaman nya untuk di ajak tidur di rumah mempelai laki-laki.
Setelah empat malam kemudian kedua pengantin di antar pulang ke rumah mempelai wanita dengan membawa sembako.

Sungsang BANYUASIN II


Sungsang ku indah, sungsang ku sayang 






Sungsang, beberapa tahun lalu pernah menjadi pembicaraan secara nasional, karena jatuhnya pesawat Silk Air diperairan ini. Para penumpang pesawat yang rata-rata warga Singapore tersebut tidak ada yang selamat dan jasad mereka ditemukan satu per satu di perairan Sungsang. Mereka kemudian disemayamkan di sekitar daerah Kebun Bunga. Untuk mengenang peristiwa tersebut di dekat Sungsang didirikan Tugu Silk Air yang menjadi saksi hilangnya para korban yang jatuh di muara selat Bangka tersebut.
Jika melihat usia, Sungsang sudah terbilang tua. Namun, geliat perilaku sosial dan ekonomi warganya tampak "sangat muda". Dalam pengertian, pemahaman manajemen ekonomi dan keuangan, terlihat seolah tidak bergerak seiring kemajuan di bidang lain. Masyarakat Sungsang khususnya para wanita lebih senang menyimpan uang dengan membeli emas yang bentuk perhiasan yang besar-besar. Pemandangan memakai kalung emas sebesar 30 suku (dalam istilah daerah 1 suku = 6,7 gram) berarti 201 gram bukan hal yang aneh di Sungai. Para wanitanya memang sudah terbiasa berpakaian emas seperti ini, apalagi jika sedang ada kegiatan seperti hajaran dan kalangan (pasar).
Sistem penyimpanan uang dengan menabung membeli perhiasan emas ini sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Pola seperti ini dipakai penduduk. Biasanya pada saat musim barat, di mana ikan-ikan sulit di dapat emas-emas ini akan dijual kembali oleh warga Sungsang sebagai penopang hidup hingga musim ikan selanjutnya. Biasanya masa-masa ini akan dilewati selama empat bulan.
Sungsang yang berpenduduk 44.515 jiwa ini, merupakan daerah pesisir yang kaya dengan potensi perikanan laut. Sehari-hari warga Sungsang lebih senang melaut, ketimbang bersekolah. Tradisi setempat sudah membiasakan anak laki-laki usia pergi melaut, menangkap ikan dan menjualnya kepada para pedagang yang datang.
Sungsang ke depan, dalam agenda pemerintah kabupaten Banyuasin akan masuk dalam areal SecDe (South Sumatera Eastern Coridor Development). SecDe ini merupakan areal yang akan dikembangkan untuk kawasan industri terpadu di pesisir Banyuasin.
Areal SecDe diperuntukkan sebagai kawasan penunjang Pelabuhan Samudera Tanjung Api-Api. Kawasan pelabuhan Samudera Tanjung Api-Api sendiri. Saat ini izin pemanfaatan lahan untuk pelabuhan tersebut masih menunggu rekomendasi dari DPR -RI Komisi IV untuk kemudian dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan RI. Bila areal ini berkembang, Sungsang akan memperoleh dampak langsung atas terbukanya areal Tanjung Api-Api.
Banyuasin memang banyak terdapat sungai yang justru merupakan potensi yang sangat besar bagi kehidupan warganya. Di Muara Sungai Banyuasin yang akan dibangun Pelabuhan Samudera Tanjung Api-Api itu rencananya akan dikembangkan pula aktivitas di sektor perikanan dengan pusat kawasan pertumbuhan Sungsang.
Sungsang yang dicita-citakan sebagai kota tepian air (Sungsang Water Front City) ini akan menjadi kota penuh harapan di masa depan, asal saja sumber manusia yang ada di wilayah ini betul-betul sudah menyiapkan diri sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang dekat dengan zona perdagangan bertarap internasional Tanjung Api-Api.

sungsang juga memiliki taman nasional yang telah di kenal hingga ke mancanegara
yaitu taman nasional sembihlang.
yang memiliki beraneka ragam satwa laut dan berbagai jenis burung migran!
di taman nasional sembihlang juga banyak tedapat berbagai jenis pohon-pohon bakau nan indah.

Mari kunjungi kota sungsang banyuasin II



Sejarah sungsang
Menurut sejarahnya sungsang didirikan sekitar abad ke 17.
Dahulu kala sungsang adalah huutan dan rawa-rawa, tidak ada orang yang menetap dan di namakan pulau bercul. Menurut sejarah dahulu kalah tellah berlayarlah sekelompok orang dari jawa menuju Palembang yang di pimpin oleh poeyang cinde kirana yang ber profesi sebagai seorang pedagang.
Tetapi malang baginya sebelumm tiba di Palembang tepatnya di kuala sungai musi perahunya terdampar karena karam sehingga tidakdapat melanjutkan perjalanan nya. Menurut bahasa penduduk “terdampar” adalah “tersanngsang” istilah inilah yang melahirkan nama dusun sungsang selain dari itu adapula yang mengatakan air dari batang hari (di hadapan dusun), waktu air pasang bagian pinggir, di muka dusun airnya kehulu, di sebabkan ini maka di namakanlah sungsang karena saat air pasang mengalirnya terbalik.
Setelah terdampar di sungsang puyang cindekirana tiidak mempunyai mata pencaharian lagi karena itu mereka tterpaksa mmencari nafkah dengan cara menjadi nelayan, yaitu mencari ikan di laut.
Karna adanya perkampungan liar dan belum di ketahui menjadi pertanyaan besar bagi sunan Palembang karena daerah ini berada di dalam kekuasaan Palembang, setelah di selidiki akhirnya sunsan Palembang mendapatkan laporan dan saran maka sungsang pun di akui secara resmi sebagai suatu dusun atau margga.
Dan oleh sebabitu diangkatlah salahseorang dari warga sungsang yang bernamma ladzim dengan pangkat kepala atau NGABEHI, oleh sunan Palembang, mengingat semakin ramainya hubungan lalulintas laut, juga pedagang-pedagang dari portugiis yang datang ke Palembang untuk berdagang maka sunan pelembangpun mengangkat pula seorang untuk menjaga kuala dengan pangkat DEMANG yang bernama PALUO.
Lalu anak laki-laki dari ngabehi ladjim yang bernama KUSEN di nikahkan dengan anak perempuan demang paluo yang bernama SAIPAH (SIPAH). Dari perkawinan antara KUSEN dengan SAIPAH lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama HASAN.
Karena sakit akhirnya ngabehi ladjim meninggal dunia, selama menjabat ngabehi ladjim sangat baik dan selalu membela yang benar, tidak pili kasih.
Marga sungsang keadaannya awam atas perintah sunan Palembang akan diangkat nantinya seseorang yang bernama kerangga, kerangga sebenarnya bukan nama aslinya karena sejak dulu kerangga tidak di ketahui nama asli atau nama sebenarnya pengangkatan kerangga di karenakan meninggalnya ngabehi ladjim dan pada saat itu masih berusia kecil yaitu 10tahun.
Selain daripada itu hasan di angkat pula menjadi demang, hasan menjabat kurang lebih 30tahun dan demang hasan pun meninggal dunia, demang hasan meninggalkan 6 orang anak yaitu 5 orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan yang bernama :
1. Aesen
2. Kebut
3. Kebat
4. Nazarudin
5. Asiana dan
6. Oemar
Pada waktu demang hasan menjabat, Palembang di kuasai oleh pemerintah belanda dan setelah di kuasai oleh pemarintah belanda di angkatlah eosin menjadi ngabehi menggantikan orang tuanya. Setelah dua tahun menjabat eosin pun di gantikan oleh nazarudin anak laki-laki ngabehi ngabehi ladjim.
Setelah menjabat selama sepuluh tahun akhirnya nazarudin pun lengser karena di fitnah oleh anak buahnya sendiri. Setelah tiga tahun jabatan ngabehi nazarudin di gantikan oleh ngabehi djenal yang bukan merupakan keluarga pasirah tersebut.
Pada tahun 1944 nazarudin keluar dari penjara dan di angkatt menjadi pasirah sampai tahun 1953, beliau akhirnya mengundurkan diiri dai jabatannya sebagai pasirah dan di gantikan oleh penbarab M. anwar pada tahun 1955 seiring berjalannya waktu di adakan lagi pemilihan pasirah yang baru pada pemilihan kali ini yang terpilih adalah abdul rahman bin H. achmad dengan gelar Chandra pada tahun (1956-1968).
Dan pada tahun 1986 di adakan lagi pemilihan pasirah (pamong marga/desa). DPBP,DPR marga dan penghulu khotib (peraturan daerah prof. sumsel No=,NoIII dan IV/ DPRD=GRSS/1967, yang yang terpilih adalah saudara ishak bin. H. usman dengan gelar pangeran besar di lantik pada tanggal 1969).


Bahasa sungsang
Bahasa sehari-hari marga ini adalah bahasa pelembang, jawa dan melayu dusun ini di bangun memanjang dan di bagi menjadi 4 kampung yaitu kampong 1, kampung 2, kampung 3, dan kampung 4. Tapi saat ini suungsang telah terjadi pemekaran lagi menjadi 6 kampung yaitu kampung marga sungsang dan muara sungsang.
Pemerintahan marga
Sejak dulu pemerintahan dalam marga di kepalai oleh ngabehi bersama dengan lurah dan kliwon. Tapi pada tahun 1968 istilah lurah di marga ini dig anti dengan krio begitu juga dengan kliwon di ganti dengan pengawah
Petalian adat
Adat istiadat dalam marga adala adat sebagaimana adat Palembang dan marga tidak ada pertalian adat dengan marga lain dan pertalian adat dalam marga ini seadat dan serasan yang menjadi kepala dalam urusan adat dalam marga adalah ngabehi.
Raad marga
Dahulu pemerintahan marga di lakukan oleh, ngabehi, lurah, dan kliwon. Lalu di adakan lah raad marga dan duduk dalam raad marga sejumlah 9orang yaitu :
a. Pesirah selaku VOORZITTER
b. Pembarab
c. 3 (taiga) lurah (praatin)
d. 4 (empat) lid pilihan
Hutan dan sungai
Tentang hak hutan dan sungai dahulu kala dalam marga sebagai berikut:
a. Sewa bumi
b. Sewa sungai
c. Kapak kayu
d. Pancung alas
Dalam marga adapula larangan
1. Rimba larangan yang di sediakan guna memenuhi keperluan persediaan kayu untuk penduduk dalam warga sendiri.
2. Rimba liar untuk menjaga mata air dan lain-lain.